Apa yang dirasakan suatu bangsa ketika harkat
kebangsaanya terlecehkan? Hanya satu hal yang pasti muncul, semangat
kebangsaan yang menggelora! Semangat itulah yang melahirkan Pekan
Olahraga Nasional (PON) pada 1948.
Saat itu, ketika usia Republik Indonesia menginjak tahun ketiga,
harkat bangsa Indonesia seperti dilecehkan. Indonesia melalui PORI
(Persatuan Olahraga Republik Indonesia), yang dibentuk pada Januari
1946, berhasrat mengikutsertakan atlet-atletnya berlaga pada Olimpiade
1948 London. Namun, panitia Olimpiade London menolak keikutsertaan
atlet-atlet Indonesia dengan alasan kemampuan mereka belum memenuhi
standar Olimpiade.
Sebenarnya, baik Indonesia maupun Inggris mengusung isu politik pada
kasus ini. Indonesia berharap mendapat pengakuan dunia sebagai negara
merdeka, sebaliknya Inggris sebagai sekutu Belanda berusaha menahan
pengakuan itu. Paspor Indonesia tidak diakui oleh pemerintah Inggris.
Atlet-atlet Indonesia diperbolehkan masuk London apabila mereka memakai
paspor Belanda. Tentu saja penolakan itu menyakitkan bangsa Indonesia
sehingga muncul rasa kebangsaan yang menggebu. Kehadiran atlet-atlet
Indonesia pada Olimpiade ke-14 itu untuk mengibarkan Dwi Warna Sangsaka
Merah Putih.
Masalah itu kemudian dibahas dalam konferensi darurat PORI di Solo
pada 1 Mei 1948 . Pada konferensi itu akhirnya para pengurus PORI
sepakat untuk mengadakan Pekan Olahraga, seperti yang pernah diadakan
ISI (Ikatan Sport Indonesia) pada tahun 1938 yang dikenal dengan nama
"ISI Sportweek" atau Pekan Olahraga ISI. Kemudian, Solo atau Surakarta
dipilih sebagai tempat penyelenggaraan karena dipandang sebagai kota
dengan fasilitas olahraga terlengkap. Akhirnya, PON pertama pun
terselenggara pada 9 s.d. 12 September 1948. Satu hal yang harus dicatat
bahwa PON pertama lahir karena semangat kebangsaan yang menggebu!
Semoga semangat kebangsaan itu juga akan muncul pada penyelenggaraan PON
XIX Jawa Barat 2016. Semoga....
PON pertama diselenggarakan di Surakarta pada 9– 12
September 1948 - tanggal pembukaannya (9 September) kemudian
ditetapkan sebagai Hari Olahraga Nasional. Pembukaan PON pertama ini
diresmikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno dan acara
penutupannya dilakukan oleh Sri Sultan Hemengkubuwono IX Selaku Ketua
Komite Olimpiade Republik Indonesia (KORI) (sebelum bergabung dengan
KONI dan sejak 2007 menjadi Komite Olimpiade Indonesia). Pekan Olahraga
Nasional I ini diikuti oleh sekira 600 atlet yang bertanding pada 9
cabang olahraga dengan jumlah total 108 medali (emas, perak, perunggu)
yang diperebutkan. Pesertanya bukan pada tingkat provinsi melainkan juga
pada tingkat Kota dan Karesidenan. Juara umum PON I ini diraih kota
Solo atau Surakarta dengan raihan total 36 medali.
PON II diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 21
Oktober sampai dengan 28 Oktober 1951. Presiden RI Soekarno membuka
resmi PON II di Stadion Ikada pada tanggal 21 Oktober 1951. Cabang
olahraga yang dipertandingkan sebanyak 18 cabang. Medali yang
diperebutkan sekira 203 medali. Sebagai juara umum diraih oleh provinsi
Jawa Barat dengan total medali sekira 50 medali.
PON III diselenggarakan di Medan, Sumatera pada
tanggal 20 September sampai dengan 27 September 1953. Stadion Teladan
Medan yang baru selesai dibangun, dipergunakan dalam ajang olahraga ini.
PON tersebut diadakan 2 tahun sesudah PON II yang diadakan pada tahun
1951 dan hal ini sesuai keputusan kongres PORI. Pada kongres itu diambil
keputusan bahwa setiap PON berikutnya akan diadakan 4 tahun sekali dan
mulai berlaku sejak PON III. Cabang olahraga yang dipertandingkan
sebanyak 10 cabang dan memperebutkan medali sekira 215 medali. Gelar
juara umum kembali diraih oleh provinsi Jawa Barat dengan total medali
sekira 50 medali.
PON IV diselenggarakan di Makasar, Sulawesi Selatan
pada tanggal 27 September sampai dengan 6 Oktober 1957. Makassar
merupakan kota kedua yang menjadi tuan rumah penyelenggara PON di luar
Pulau Jawa. Ketua Penyelenggara acara ini adalah Andi Mattalata. PON ini
memperebutkan sekira 255 medali. Gelar juara umum diraih untuk pertama
kali oleh provinsi Jakarta Raya dengan total 55 medali.
PON V diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat pada
tanggal 23 September sampai dengan 1 Oktober 196. PON tersebut
memperebutkan sekira 428 medali. Gelar Juara Umum untuk ketiga kalinya
diraih oleh provinsi Jawa Barat dengan total medali sekira 87 medali.
PON VI yang seharusnya diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1965 tidak jadi diselenggarakan akibat peristiwa pemberontakan G30S PKI.
PON VII diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur pada
tanggal 26 Agustus sampai dengan 6 September 1969. Ketua Penyelenggara
pada saat itu adalah Acub Zaenal. Pembatalan PON VI mengakibatkan
penundaan penetapan tuan rumah PON VII. KONI Pusat mengadakan MUSORNAS
pertama di Jakarta, namun belum berhasil menetapkan kota mana yang akan
menjadi tuan rumah PON VII. Baru pada sidang KONI paripurna pertama pada
tanggal 26 - 29 Februari 1968 ditetapkan Banjarmasin sebagai kota
penyelenggara PON VII, namun Kalimantan Selatan menolak tugas tersebut.
Akhirnya Surabaya, Jawa Timur dipilih menjadi tuan rumah PON. Cabang
olahraga yang dipertandingkan sebanyak 13 cabang. Kemudian medali yang
diperebutkan sekira 732 medali. Sebagai juara umum diraih oleh provinsi
Jakarta Raya dengan total medali sekira 210 medali.
PON VIII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 4
Agustus sampai dengan 15 Agustus 1973. Cabang olahraga yang
dipertandingkan sebanyak 16 cabang. PON tersebut memperebutkan sekira
946 medali. Gelar Juara Umum untuk ketiga kalinya diraih untuk ketiga
kalinya oleh provinsi DKI Jakarta dengan total medali sekira 329 medali.
PON IX diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 23
Juli - 3 Agustus 1977. Cabang olahraga yang dipertandingkan sebanyak 9
cabang. PON tersebut diikuti oleh 2.352 atlet dan 514 official dengan
total berjumlah 2.866 orang. Seluruh peserta termasuk para official
diasuransikan untuk jangka waktu 16 hari terhitung dari tanggal 23 Juli
sampai dengan 5 Agustus 1977. Selain itu, Provinsi Timor Timur resmi
menjadi peserta yang ke-27. PON tersebut memperebutkan sekira 938
medali. Gelar Juara Umum untuk ketiga kalinya diraih oleh provinsi DKI
Jakarta dengan total medali sekira 300 medali.
PON X diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 19
September sampai dengan 30 September 1981 dan dibuka oleh Presiden RI
pada saat itu, Soeharto. Api PON pada acara ini diambil dari Mrapen. PON
ini mempertandingkan 41 cabang olahraga antara lain sepakbola, panahan,
renang,judo, tenis meja, karate, tenis, balap sepeda, dayung dan bola
baske dl, PON ini diikuti oleh 27 daerah provinsi seluruh Indonesia
dengan jumlah peserta 3.064 atlet dan official, juara umum PON X kembali
di rebut oleh Provinsi DKI Jakarta.
PON XI diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 9
September sampai dengan 20 September 1985 dengan juara umum
dipertahankan oleh Provinsi DKI Jakarta.
PON XII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 18
Oktober sampai dengan 28 Oktober 1989. Berdasarkan penetapan orientasi
penyelenggaraan PON XII - 1989 maka ditetapkan jumlah cabang olahraga
yang dipertandingkan / diperlombakan adalah sebanyak 30 cabang olahraga
antara lain : Renang dan Tinju. Juara umum dipegang oleh Provinsi DKI
Jakarta.
PON XIII diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 9
September sampai dengan 19 September 19 1993. PON tersebut
mempertandingkan sekira 34 cabang olahraga. Provinsi DKI Jakarta
mempertahankan gelar juara umum.
PON XIV diselenggarakan di Jakarta dan dimulai pada
tanggal 9 September 1996 sampai dengan 25 September 1996 dan dibuka oleh
Presiden ke-2 RI, Soeharto. Sebanyak 4915 atlet terdiri dari 3283 putra
dan 1632 putri bersaing mewakili daerah masing-masing untuk menjadi
atlet terbaik Indonesia. Pekan Olahraga Nasional (PON) XIV
mempertandingkan 35 cabang olahraga ditambah lima cabang eksibisi dengan
jumlah medali 502 emas, 502 perak, dan 592 perunggu. Jakarta tetap
mempertahankan juara umum PON XIV yang menyedot dana sebesar Rp 28
miliar.
PON XV diadakan di Surabaya, Jawa Timur pada 19 Juni
sampai dengan 30 Juni 2000. PON tersebut mempertandingkan sekira 5
cabang olahraga dan diikuti sekira 29 provinsi. Tuan rumah Jawa Timur
berhasil merebut juara umum.
PON XVI diselenggarakan di Provinsi Sumatera
Selatan, pada tanggal 2 September hingga 14 September 2004. Berdasarkan
SK Nomor 19 Tahun 2003 tanggal 21 Februari 2003 yang direvisi dengan SK
Nomor 54 Tahun 2003 tanggal 23 Mei 2003 tentang Pokok-Pokok
Penyelenggaraan PON XVI-2004, PON XVI-2004 mempertandingkan 41 cabang
olah raga dengan 607 event dan SK Nomor 77 Tahun 2003 tentang PORCANAS
mempertandingkan pula 8 cabang olah raga cacat dengan 422 event, digelar
di luar kota Palembang, karena masalah teknis tidak mungkin dapat
dilaksanakan di Palembang. Pelaksanaan PON XVI diikuti oleh 5660 orang
atlet, 2830 orang ofisial, 1000 orang wasit dan 75 orang technical
delegate, sedangkan PORCANAS dimulai tanggal 30 September sampai dengan 4
Oktober 2004 diikuti 1000 orang atlet dan ofisial, 68 orang wasit dan 8
orang technical delegate. Kompleks Olahraga Jakabaring dibangun khusus
untuk menyambut PON ini. 39 cabang olahraga, 30 provinsi. Provinsi DKI
kembali merebut juara umum.
PON XVII diselenggarakan di Provinsi Kalimantan
Timur dari tanggal dari tanggal 5 Juli hingga 17 Juli 2008. Awalnya
direncanakan PON tersebut akan berlangsung pada Maret 2008, namun KONI
kemudian mengubah jadwal atas permintaan pihak penyelenggara akibat
belum siapnya infrastruktur serta masalah dana. Penyelenggaraan upacara
pembukaan dan penutupan PON XVII 2008 dilakukan di Stadion Utama Kaltim
di kecamatan Palaran, Samarinda. Pada PON kali ini, Jawa Timur menjadi
juara umum dengan perolehan sekira 139 medali emas.
PON XVIII diselenggarakan di Pekanbaru, Riau pada
tanggal 11 September sampai dengan 20 September 2012. Acara Pembukaan
Pekan Olahraga Nasional XVIII sendiri pada awalnya dijadwalkan akan
dilaksanakan pada tanggal 9 September 2012. Tanggal ini dipilih karena
bertepatan dengan Hari Olahraga Nasional yang biasanya diperingati pada
tanggal 9 September. Namun, pelaksanaannya ditunda menjadi tanggal 11
September 2012 karena adanya penyesuaian dengan jadwal Presiden Soesilo
Bambang Yudhoyono, yang sedianya akan membuka PON XVIII secara resmi.
PON tersebut mempertandingkan sekirat 37 cabang olah raga. Juara umum
PON XVIII direbut kembali oleh tim Provinsi DKI Jakarta.
0 comments:
Post a Comment